MISYKATUNA

| |

Ketika Misykati Turut Berperan!?

Oleh: M. Luthfi al-Anshori*

Liburan panjang musim panas telah berlalu. Panjang dan lama memang! Namun ketika semua itu telah lenyap dilindas waktu, yang tersisa tinggal sejarah. Apakah yang tercatat gelap atau terang, yang jelas itulah potret prilaku kita di masa lalu. Tapi meskipun telah pergi dan tak mungkin kembali, masa lalu tetap berperan penting. Di antaranya ia berfungsi sebagai ‘ibrah (pelajaran), bahan introspeksi, mîzân al-a’mâl (timbangan amal) dan sebagai nuqthah al-inthilâq (titik tolak menuju masa depan)(renungkan QS. al-Hasyr:18).

Sejenak flash back ke masa lalu, setidaknya 3 tahun terakhir, secara berturut-turut Misykati meraih Anugrah Almamater Terbaik versi Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Academy Award. Yaitu tercatat sejak tahun 2005, 2006 dan terakhir 2007 pada bulan September lalu. Anugrah ini tentu saja bukan semata-mata hadiah, tapi juga amanah, bahkan ujian. Maka dengan anugrah itu apakah bisa menjadi cambuk pelejit semangat bagi para anggota Misykati untuk lebih meningkatkan kualitas belajarnya atau tidak; adalah PR kita bersama.

Secara “sunnah alam”, seseorang maupun lembaga apapun yang mendapat sebuah anugrah dan menjadi dikenal oleh masyarakat sekitarnya, secara otomatis akan menjadi sample of public figure. Dengan demikian, sebagai salah satu publik figur, Misykati mengemban semacam amanah untuk memberikan contoh/tauladan kepada masyarakat sekitarnya dalam rangka mengantarkan para anggota menuju gerbang kesuksesan studi. Oleh karena itu, untuk memikul amanah ini tentu tidak hanya menjadi beban pengurus, namun juga seluruh anggota Misykati yang diharapkan bisa saling berpacu dalam hal belajar, lalu saling bersinergi guna mewujudkan kesuksesan jamâ’i.

Sedikit tahadduts bi al-ni’mah, walaupun sebenarnya Misykati hanya sebuah organisasi kecil (dari segi kuantitas), namun dari hal yang kecil itu Misykati bercita-cita mewujudkan sesuatu yang besar (dalam segi kualitas). Sesuatu yang besar yang kita damba-dambakan itu (sebuah “karya agung” yang kasat mata) hingga kini memang masih ada di alam imaji. Namun secara esensi, Misykati sebenarnya telah banyak menghasilkan sesuatu yang besar. Hal itu sedikitnya dapat kita lihat dari dunia peran para anggota Misykati yang banyak mewarnai belantika dinamika Masisir. Heterogensi anggota Misykati yang plural ini ternyata mampu memberikan makna tersendiri bahwa perbedaan adalah anugrah, bukan musibah. Atau dengan ungkapan lain, dengan adanya perbedaan itu justru menjadi semacam proses takâmul (integralitas) antara satu anggota dengan lainnya.

Sebagai contoh; mayoritas anggota Misykati yang notabenenya adalah warga Kelompok Studi Walisongo (KSW), ternyata cukup memberikan andil besar dalam laju perjalanan KSW. Terbukti dalam setiap periode kepengurusan, nama beberapa anggota Misykati tak jarang menempati beberapa posisi penting kepengurusan. Selain itu, selama beberapa periode posisi Ketua KSW juga pernah dipegang oleh anggota Misykati. Berkunjung ke kantor Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir maupun Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir kita juga akan mendapati kader Misykati di sana. Bahkan hingga ke kantor PPMI, ICMI, SINAI, Wisma Nusantara, PMIK, Griya, Majalah Afkâr, buletin Mimbar, buletin Informatika, Arus Kampus dan lain-lainnya, beberapa kader Misykati juga andil di sana.

Sekilas deskripsi di atas bukan bermaksud menyombongkan diri, namun lebih kepada sebuah kebahagiaan dan kebanggaan, bahwa dari Misykati yang “kecil” ternyata mampu menelorkan orang-orang “besar”. Meminjam istilah Renald Kasali dalam bukunya “CHANGE” bahwa; “bertolak dari sesuatu yang kecil kita mulai mewujudkan perubahan yang besar”.

Kini, tahun ajaran baru 2007/2008 telah dibuka, bahkan sebentar lagi ujian termin pertama segera tiba. Begitu cepatnya waktu berlalu, sungguh tak terasa, atau tak merasa!? Hingga tulisan ini tercatat, Maba Misykatipun belum datang di bumi para nabi. Namun sebagai ungkapan empati, kamipun terus berdo’a agar kalian segera tiba, lalu bergabung bersama Misykati meretas hari-hari “berat” dalam “perjuangan” memerangi “kegelapan”. Dan tak lupa kami tetap mengucapkan “Selamat Datang”! Selamat berhijrah! Semoga yang kalian tuju benar-benar kota terang, yang akan membekali cahaya untuk masa depan.[]

*) Ketua Misykati 2007-2008

Posted by admin misykati on 7:13 AM. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 comments for "MISYKATUNA"

Post a Comment